Kenali Gejala dan Penyebab Binge Eating Disorder

Oleh: Devina Tanzil
Editor: Avifa Khairunisa

Sumber: unsplash.com

     Istilah Binge Eating Disorder mungkin sudah familiar di telinga masyarakat, namun masih banyak yang menganggap gangguan ini tidak serius. Menurut Ivon Lestari Goutama (dalam Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 2016) Binge eating disorder (“BED”) didefinisikan sebagai gangguan perilaku makan dimana terdapat episode rutin binge eating atau pesta makan dengan ciri-ciri makan yang tidak terkendali, makan dalam porsi lebih besar dari kebanyakan orang normal, perasaan tidak dapat berhenti makan atau mengontrol apa atau berapa banyak yang dimakan. 

     Proses binge eating umumnya dilakukan diam-diam meskipun seseorang sudah merasa kenyang dan meliputi makanan dengan nilai kalori tinggi.

   Gejala BED

     Menurut halodoc.com, Gejala BED diantaranya seseorang berulang kali atau terus-menerus melakukan episode binge eating atau pesta makan. Episode pesta makan tersebut antara lain :

  • Makan dalam jumlah yang besar dalam jumlah waktu tertentu, misal setiap 2 jam
  • Makan jauh lebih cepat dari orang normal
  • Makan sampai merasa terlalu kenyang dan tidak nyaman diperut
  • Makan dalam porsi besar walau tidak lapar
  • Makan sembunyi-sembunyi karena malu dengan banyaknya makanannya
  • Merasa jijik, depresi, malu, kesal, atau bersalah pada diri sendiri setelah makan

Seseorang yang mengidap BED juga memiliki gejala lain selain episode binge eating atau pesta makan, meliputi:

  • Sering diet, tapi merasa sulit untuk tetap diet dan menurunkan berat badan,
  • Menimbun makanan,
  • Memiliki perasaan yang sensitif, kesal, atau marah apabila berbicara tentang makanan atau mendengar tentang body shaming
  • Memiliki perasaan cemas, putus asa, dan rasa percaya diri yang rendah 

   Penyebab BED

     Menurut halodoc.com, penyebab utama BED belum diketahui sampai sekarang, namun seperti tipe gangguan makan lainnya, BED dapat ditimbulkan oleh kombinasi  beberapa  faktor seperti:

  • riwayat keluarga
  • stres interpersonal
  • perasaan negatif terkait berat badan, bentuk badan, dan makanan, pembatasan pola makan
  • kebosanan 

   Pencegahan BED

     Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah BED, tapi bila merasa memiliki risiko tinggi untuk menjadi BED dapat melakukan beberapa langkah dibawah ini untuk mengurangi risiko dan mencegah komplikasi:

  1. Memiliki buku harian makanan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi apakah mereka memiliki masalah dengan konsumsi makanan mereka. Jika iya, orang tersebut dapat diidentifikasi, digolongkan pada pola makan yang seperti apa atau jenis makanan yang mana, yang cenderung memicu perasaan lapar yang salah secara tiba-tiba. Sehingga, ia dapat menghindari jenis makanan tersebut secara bertahap.
  2. Makan makanan rendah gula. Makanan rendah gula memiliki indeks glikemik yang rendah akan melepaskan gula lebih lambat dan lebih konsisten sepanjang hari sehingga menurunkan risiko penyakit diabetes.
  3. Makan dengan porsi kecil dan frekuensi lebih sering untuk membantu menjaga rasa kenyang sepanjang hari.

   Pengobatan BED

     Pengobatan dari BED ditujukan untuk mengurangi frekuensi dari episode binge eating atau pesta makan dan meningkatkan kesehatan mental penderitanya. Beberapa pengobatan dari BED adalah:

  1. Konseling. Konseling dapat membantu seseorang mengatasi perasaan seperti rasa bersalah, malu, rendah diri atau bahkan kecemasan, depresi, dan masalah lain. Metode ini biasanya dilakukan oleh tenaga ahli profesional, seperti psikolog dan psikiater (Dokter spesialis jiwa).
  2. Cognitive Behavioral Therapy (“CBT”), yang merupakan terapi pilihan untuk mengatasi BED. Metode ini dapat membantu pengidap dalam memahami pemikiran dan perasaan mereka dan mengajarkan cara-cara baru pendekatan menyelesaikan masalah atau konflik sehingga dapat merubah perilaku mereka.
  3. Psikoterapi Interpersonal (“IPT”), yaitu pendekatan terapi yang berfokus pada identifikasi konflik antarpribadi sebagai pemicu BED.
  4. Terapi Perilaku Dialektik (“DBT”), yaitu pendekatan terapi DBT dengan mengidentifikasi situasi hubungan interpersonal yang dapat memicu lonjakan emosi kemudian dengan menggunakan kekuatan mereka sendiri dan kolaborasi dengan terapis untuk dapat menenangkan diri sendiri, serta menerima emosi tersebut tanpa perlu melakukan perilaku yang tidak wajar. Dengan demikian, DBT dapat membantu mengurangi episode binge eating.
  5. Terapi obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat-obatan yang dapat membantu mengatasi gangguan mental lain terkait BED jika memang terbukti adanya gangguan mental, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan episode binge eating.

Leave a Reply